Intan Jaya – Sebanyak 31 siswa tingkat SD dan SMP di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah dikirim mengikuti Sekolah Anak Indonesia atau SAI di Bogor, Jawa Barat sebagai upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Intan Jaya, Yesaya Bagau, dalam siaran pers yang diterima redaksi Jubi, Senin (31/7/2023) malam, mengatakan hal ini merupakan terobosan pemerintah daerah dalam hal ini penjabat Bupati, Apolos Bagau, mengaktifkan kembali pendidikan dari tingkat distrik.
Pada 23 Juli 2023, sebanyak 31 siswa telah diberangkatkan dari Intan Jaya menuju Bogor, yang sebelumnya, baik siswa bersama orang tuanya, dikumpulkan di Gereja Kingmi Pos PI Amin.
“Program ini atas kerjasama dengan Yayasan Alirena dalam bidang pendidikan, yang merupakan terobosan inovasi solusi meningkatkan SDM Intan Jaya di masa depan,” kata Bagau.
Ia mengatakan jika Penjabat Bupati yakin kerjasama ini mampu mengubah masa depan Intan Jaya yang selama ini dikenal sebagai daerah konflik.
“Bahkan kami berharap Yayasan Alirena untuk mengawal anak-anak yang dikirim itu hingga masuk tingkat perguruan tinggi, mengambil bidang studi yang tepat untuk pengembangan dan pengelolaan aset Intan Jaya oleh putra putri terbaik daerah ini,” katanya.
Martinus Wamuni, perwakilan orang tua siswa, menyampaikan rasa bersyukur pemerintah daerah membuat suatu terobosan di bidang pendidikan bekerja sama dengan Yayasan Alirena, atas perjuangan menyelamatkan generasi Intan Jaya.
“Melalui pendidikanlah bisa mengubah daerah, bukan perang. Kami percaya semua ini bisa berhasil,” kata Wamuni.
Wakil Ketua I DPRD Intan Jaya, Marten Tipagau, saat melepas ke-31 siswa berpesan bahwa perjalanan para pelajar ini merupakan langkah pertama yang harus ditempuh dari perjalanan seribu langkah, seraya menyebut suatu filosofi Cina.
“Saya sudah menyaksikan langsung anak-anak Intan Jaya di SAI. Kurikulum Pengkajian Budaya Papua dan Moderenisasi atau PBPM berbasis budaya, dengan skill tentang aset anak didik dan takut Tuhan yang diajarkan ke anak-anak, perubahan luar biasa dan cepat terjadi dalam kemampuan siswa,” kata Tipagau.
Soni Tipagau, siswa kelas 10, yang sudah setahun bersekolah di SAI, mengaku menjadi lebih semangat dengan komitmen pemerintah daerah, dengan metode pembelajaran PBPM.
“Dengan belajar PBPM di sekolah, saya justru malah lebih mengenal tentang Papua,” katanya.